Kisah Abu Hasan Ali Mimpi Dihukum Cambuk Rasulullah karena Berniat Membakar Kitab Ihya Ulumuddin

Kitab Ihya Ulumuddin adalah kitab monumental karangan seorang ulama yang digelari Hujjatul Islam yang bernama lengkap Muhammad bin Muhammad Abu Hamid al Ghazali. Sekalipun kitab tersebut sangat dikagumi oleh kebanyakan para ulama, tetapi tetap saja masih ada orang yang mengkritik kitab tersebut terutama dari sisi hadis-hadis bermasalah yang terdapat didalamnya. (Baca: Benarkah Hadis dalam Ihya Karya Imam Al-Ghazali Daif dan Palsu? Ini Kata Prof Said Agil Husin Al Munawar )

Seperti yang dikisahkan dalam kitab Ta’riful Ahya` bi Fadhailil Ihya’ yang dikarang oleh Syekh Abdul Qadir bin Syekh Al ‘Aidrus, bahwa beliau menukil perkataan Imam al-Yafi’i, bahwasannya seorang Imam besar yang bernama Abu Hasan Ali bin Hirzim yang merupakan seorang fakih terkenal di Maroko yang ditaati dan didengar ucapannya adalah seorang ulama yang dulunya sangat mengingkari kitab Ihya Ulumuddin.

Suatu saat ia memerintahkan untuk mengumpulkan naskah kitab Ihya dan ingin membakarnya di masjid jami‘ pada hari Jumat. Kemudian pada malam Jumatnya ia bermimpi seakan-akan masuk ke dalam masjid jami‘, ternyata di dalam masjid itu ia melihat Rasulullah, bersama beliau itu juga terlihat Sayyidina Abu Bakar, Sayiidina Umar bin Khatab serta Imam Ghazali yang berdiri di hadapan Rasulullah saw.

Ketika ibnu Hirzim berada di hadapan Rasulullah, Imam Ghazali berkata kepada Rasulullah; “Ini Musuhku ya Rasulallah, jika perkara yang terjadi sebagaimana yang disangka, maka aku bertaubat kepada Allah. Dan jika sesuatu yang aku dapat itu dari keberkahanmu dan mengikuti sunnahmu, maka ambillah hak ku dari musuhku ini.”

Kemudian diberikanlah kitab Ihya kepada Nabi, lalu beliau membukanya selembar demi selembar dari awal kita hingga akhir kitab. Kemudian Nabi bersabda; “demi Allah sesungguhnya ini adalah sesuatu yang bagus . ” Kemudian kitab itu diberikan kepada Sayyidina Abu Bakar dan melihat isi kitab tersebut dan juga menganggapnya baik dan berkata; “Benar, demi Zat yang mengutusmu dengan haq, sesungguhnya ini sesuatu (kitab yang baik) .

Kemudian kitab itu juga diberikan kepada Sayyidna Umar bin Khatab, dan beliau melihat isi kitab itu, kemudian beliau juga memuji kitab itu sebagaimana pujian yang dilontarkan oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.

Kemudian Nabi memerintahkan untuk mencambuk Ali ibnu Hirzihim diatas gamis, serta dihad dengan hadnya pelaku pembuat kebohongan, kemudian ia dicambuk dan dipukul. Ketika telah dicambuk sebanyak lima kali, Sayyidina Abu Bakar memintakan maaf untuknya dan beliau berkata; “ya Rasulullah Mungkin ia (Ali ibnu Hirzihim) menyangka didalam kitab Ihya isinya menyalahi sunnahmu, kemudian dia salah dalam sangkaannya.”

Mendengarkan itu semua, maka Imam ghali meredhainya dan kemudian Rasulullah pun menerima permintaan maaf tersebut. Kemudian ibni Hirzihim pun terbangun dari tidurnya, sedangkan luka bekas cambukan yang ada dalam mimpinya berbekas dipunggungnya.Lalu beliau memberi tahu teman-temannya (perihal mimpinya tersebut) dan bertaubat kepada Allah swt terhadap pengingkarannya terhadap Imam Ghazali dan beristighfar.

Sekalipun telah bertaubat dan memohon ampun, masih saja tersisa rasa sakit akibat cambuk tersebut dalam waktu sangat lama, dan ia terus memohon ampun kepada Allah dan meminta Syafaat kepada Rasulullah saw. hingga beliau bermimpi bertemu Nabi, dalam mimpi itu, Nabi mengusap punggung ibn Hirzihim dengan tangan beliau yang mulia, kemudian ibnu Hirzihim pulih dari sakitnya dengan izin Allah.

Setelah itu beliau selalu istiqamah untuk membaca kitab Ihya Ulumuddin, maka Allah membukakan (hijab ilmu) untuknya dan memperoleh Ma’rifatu billah. Kemudian beliau menjadi pembesar ulama, ahli ilmu batin dan zahir.

Wallahu Ta’ala A’lam…