Kisah 3 Pesan Malaikat Israfil pada Sayyidina Usman

Imam Muhammad Bin Abu Bakar ( rahmatullah alaih ) dalam hadis yang ketiga belas dalam al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah berkisah tentang Sayyidina Usman ra., khalifah ketiga dalam islam. Sayyidina Usman ra. sendiri termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW. yang terkenal sangat dermawan. Beliau diambil mantu oleh Rasulullah Saw. Bahkan beliau dijuluki dzunnuraini (orang yang memiliki dua cahaya) karena menikahi dua putri Rasulullah Saw. Setelah wafatnya Sitti Ruqoyah, beliau dinikahkan lagi dengan Ummu Kultsum.

Kisah tentang beliau ini diceritakan oleh Abu Bakar Al-Ismaily dari Sayyidina Usman Bin Affan ra. Kisah tentang tangis beliau saat diceritakan masalah siksa kubur. Tapi beliau biasa-biasa saja saat menyifati siksa neraka dan perihal hari kiamat. Tentunya hal ini agak heran bagi para sahabat yang lain, ada apa gerangan beliau kok seperti itu.

Akhirnya ada yang memberanikan diri bertanya pada beliau. “Wahai Amirulmukminin , mengapa engkau bisa begini? Mengapa engkau tenang-tenang saja saat mendengar atau menyampaikan tentang siksa neraka dan hari kiamat, tapi ketika berbicara siksa kubur engkau sampai menangis tersedu-sedu?”

Sayyidina Usman ra. berkata,

اني اذا كنت في النار كنت مع الناس واذا كنت يوم القيا مة كنت مع الناس واذا كنت في القبر كنت واحدا لم يكن معي احد في القبر من الناس

Sesungguhnya diriku saat masuk neraka, maka pasti kepanasan bersama manusia yang lain. Saat hari kiamat kelak, maka pasti aku bergerombolan dengan manusia yang lainnya. Namun, saat aku masuk liang kubur, maka dapat dipastikan aku hidup sebatang kara.

Jadi, bagi beliau, masuk neraka atau sengsara di hari kiamat memang termasuk sesuatu yang tidak diinginkan atau hal yang ditakuti, namun pada siksa kubur seharusnya lebih takut lagi. Karena orang yang selamat dari siksa kubur, dapat dipastikan ia juga selamat pada hari kiamat. Sebaliknya, orang yang sudah tersiksa di alam barzakh, maka besar kemungkinan ia akan masuk neraka.

Keluarga, saudara, tetangga hanya mengantar jenazah sampai ke kuburan. Sesayang-sayangnya istri atau suami, ia tidak akan menunggui di kuburan. Manusia benar-benar seorang diri di alam kubur. Jika tersiksa, ia tersiksa sendirian. Sayyidina Usman ra. bukan berarti tidak takut pada siksa neraka atau pada peristiwa kiamat, maksud beliau ada sebelum itu semua yang harus ditakuti. Yakni siksa kubur.

Setidaknya ada 3 pesan dari Sayyidina Usman Ra. untuk kita semua. Pesan ini dari Malaikat Israfil, selaku pemegang kunci alam kubur.

Pertama , pesan beliau tentang hidup menderita di dunia, untuk bahagia di akhirat. Beliau berkata,

من كانت الدنيا سجنه كان القبر جنته ومن كانت الدنيا جنته كان القبر محبسه

Barangsiapa dunia menjadi penjara baginya, maka kuburan adalah surga baginya. Barangsiapa dunia menjadi surga baginya, maka kuburan adalah penjaranya.

Artinya, jika manusia menyadari bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Lalu ia berbuat kebaikan semampunya serta tidak tergiur pada rayuan keindahan dan kelezatan dunia, maka kuburan laksana surga untuknya. Ia menderita dalam waktu yang singkat, tapi bahagia selama-lamanya. Hidup dengan miskin harta, penuh derita, menjadi rakyat jelata, tidak disesali dan disumpahi. Malah terus bersyukur kepada Allah swt. Biarlah dunia serasa penjara, tapi esok di akhirat menjadi penduduk surga.

Sebaliknya, mereka yang terlena dengan kehidupan dunia, esok di alam kubur akan merana. Hidup berfoya-foya, lupa pada tetangga karena bergelimang harta dan berpangkat tinggi, meninggalkan kewajiban ibadah, ia hidup di dunia seolah-olah paling bahagia. Ia lupa bahwa setelah mati masih ada kehidupan yang abadi. Ia tukar akhirat dengan kehidupan dunia yang fana. Dunia seakan surga baginya, padahal akhirat adalah neraka untuknya. Na’udzubillah .

Kedua , pesan beliau tentang orang yang selamat dan terhipnotis dunia. Beliau berkata,

ومن كانت حياة الدنيا قيده فان الموت اطلاقه ومن ترك نصيبه في الدنيا استوفاه في العقبى

Barangsiapa dunia menjadi pengikatnya, maka maut yang akan menguraikannya. Barangsiapa yang meninggalkan bagian dunianya, maka akan disempurnakan dalam akhiratnya.

Tidak ada yang abadi di dunia ini, termasuk sesuatu yang dimiliki manusia. Kadang seharian penuh manusia mengejar dunia, tapi hidupnya tetap menderita. Bahkan terkadang siang-malam sibuk bekerja hingga lupa pada kewajibannya sebagai hamba. Barangkat pagi, pulangnya pagi lagi, seakan-akan waktu 24 jam mau digunakan untuk kerja semua. Hasil yang ia dapat hanya bisa dinikmati semasa hidup. Ketika maut sudah menjemput, maka dunia tidak akan mengikutinya.

Orang yang mengambil secukupnya dari kehidupan dunia, maka dialah orang yang beruntung. Waktu kerja, ia bekerja. Waktu istirahat, ia gunakan untuk memulihkan stamina. Waktu ibadah, ia fokuskan pada Tuhannya. Orang inilah yang akan disempurnakan hidupnya kelak di akhirat.

Ketiga , pesan tentang paling baiknya manusia. Beliau berkata,

خير الناس من ترك الدنيا قبل ان تتركه وارضى ربه قبل ان يلقاه وعمر قبره قبل ان يدخله

Sebaik-baiknya manusia adalah yang meninggalkan dunia sebelum ia yang ditinggalkan, orang yang ridlo terhadap pemberian Tuhan sebelum menghadap-Nya, dan memakmurkan kuburan sebelum memasukinya.

Dunia seperti bayangan kita sendiri. Jika kita penuh ambisi, maka tak akan pernah mencapainya sampai kapanpun. Sebaliknya, bila kita mengabaikan dunia, maka dunialah yang akan mengejar kita. Terimalah semua pemberian Allah Swt. dengan hati yang lapang. Semua yang diberikan Allah Swt. pada makhluk-Nya adalah pemberian yang terbaik.

Kuburan adalah rumah sementara kita sebelum memasuki kampung akhirat. Sinarilah kuburan kita dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Makmurkanlah dengan sedekah dan ibadah sunah yang lain. Wallahualam.