Kisah Membalas Perbuatan Khalifah Umar

Seorang laki-laki berwajah masam kebetulan melewati jalan yang sama dengan Khalifah Umar dan beberapa sahabat. Khalifah Umar begitu tergesa-gesa karena telah terjadi masalah yang sangat penting.

Begitu melihat Khalifah Umar, laki-laki itu gembira. Dia segera menyusul Khalifah Umar.

Saat berada di depan Khalifah Umar, laki-laki itu langsung berkata, ’’Wahai Amirul Mukminin, Mari ikut saya dan tolong saya menghadapi Fulan, karena dia menzhalimiku.”

Laki-laki itu sama sekali tidak memperdulikan Khalifah Umar yang sedang kalut menghadapi masalah.

Khalifah Umar naik pitam dan langsung memukul kepala laki-laki itu dengan cambuknya. Kemudian dia berkata, ’’Kalian meninggalkan Umar saat dia mendatangi kalian, tapi saat dia tersibukkan dengan urusan-urusan kaum muslimin, kalian malah mendatanginya.”

Laki-laki itu terdiam. Dia sadar telah melakukan perbuatan yang tercela kepada Khalifah Umar. Dia pun segera pergi dari hadapan Khalifah Umar dan menyesali perbuatannya.

Khalifah Umar terkesikap. Dia beristigfar dan menyesali perbuatannya itu.

“Suruh kembali laki-laki itu. Perintah Khalifah Umar kepada seorang sahabat di sampingnya.

Pesuruh Khalifah Umar segera menghampiri laki-laki tadi dan menyuruhnya kembali ke Khalifah umar.

Laki-laki tadi kembali ke Khalifah Umar. Kemudian Khalifah Umar menyerahkan cambuknya seraya berkata, ’’Pegang cambuk ini, dan pukul aku seperti halnya aku memukulmu tadi.”

“Tidak wahai Amirul Mukminin. Tetapi saya menitipkannya kepada Allah dan Anda.” Timpal laki-laki itu.

“Tidak bisa seperti itu. Adakalanya kau menitipkannya kepada Allah dan mengharap pahala dari sisi-Nya atau kau membalasnya kepadaku sehingga aku dapat mengetahuinya.”

Laki-laki itu diam. Lalu( dengan mantap dia berkata, ”Aku menitipkannya kepada Allah, wahai Amirul Mukminin.”

Laki-laki itu pun bergegas pergi. Sementara itu Khalifah Umar langsung pergi ke rumahnya.

Beberapa sahabat Khalifah Umar yang datang bersamanya bingung melihat tingkah Khalifah tidak seperti biasanya. Mereka akhirnya mengikuti Khalifah Umar.

Begitu sampai di rumah, Khalifah Umar langsung melakukan shalat dua rakaat. Sesudah itu dia duduk dengan sedih.

“Wahai Ibnu Khattab!” Ucap Khalifah Umar kepada dirinya sendiri.

“Kau dahulu adalah orang yang rendah, maka Allah mengangkatmu. Dahulu kau tersesat, maka Allah memberi petunjuk kepadamu. Kau dahulu adalah orang yang hina, hingga Allah memuliakanmu. Lalu, Dia membebanimu leher kaum muslimin. Telah datang seorang laki-laki meminta pertolongan kepadamu tapi dia malah kau pukul. Lantas apa yang akan kau ucapkan kepada Rabb-mu saat kau menghadap kepada-Nya?”