Kisah Nabi Idris Menemui Malaikat Pencabut Nyawa

Nabi Idris Alihissalam merupakan nabi ke-2 dari urutan 25 nabi yang ada. Beberapa penafsir Alquran seperti Al Baizawi menyatakan bahwa Idris diambil dari kata bahasa Arab dars yaitu “untuk mengajarkan” wahyu Illahi.

Di dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tentang Isra Mikraj terdapat keterangan yang menyatakan bahwa Rasulullah bertemu Nabi Idris di langit keempat.

“ثُمَّ صَعِدَ بِي حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ الرَّابِعَةَ فَاسْتَفْتَحَ، قِيلَ: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: جِبْرِيلُ. قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ. قِيلَ: أَوَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ. قِيلَ: مَرْحَبًا بِهِ، فَنِعْمَ المَجِيءُ جَاءَ. فَفُتِحَ، فَلَمَّا خَلَصْتُ إِلَى إِدْرِيسَ، قَالَ: هَذَا إِدْرِيسُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ. فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَرَدَّ ثُمَّ قَالَ: مَرْحَبًا بِالأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ”. وفي رواية مسلم زاد: قَالَ اللهُ تعالى: {وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا} [مريم: 57] .

Artinya: “Kemudian aku dinaikkan ke langit keempat. Jibril meminta pintu dibukakan. Penjaga langit keempat bertanya, ‘Siapa?' ‘Jibril', jawabnya. ‘Siapa yang bersamamu?' tanyanya lagi. ‘Muhammad,' jawab Jibril. Ia kembali bertanya, ‘Apakah ia diutus kepada-Nya?' ‘Iya,' jawab Jibril. Malaikat itu menjawab, ‘Selamat datang. Sebaik-baik orang yang datang telah tiba.' Kemudian dibukakan pintu. Ketika aku telah melewati pintu, di sana terdapat Idris. Jibril mengatakan, ‘Ini Idris. Ucapkanlah salam kepadanya.' Aku pun memberi salam kepadanya. Dan ia membalas salamku. Idris berkata, ‘Selamat datang saudara yang salih dan nabi yang salih.' Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi' (QS Maryam: 57).”

Dikutip dari akun Youtube Tabligh , Rabu (22/7/2020), Ustadz Ahmad Firmansyah menjelaskan, menurut kitab Jamillah Kurtubi bahwa yang mengangkat Nabi Idris hingga langit keempat yaitu Malaikat Pembawa Matahari, dan Nabi Idris berteman dengan Malaikat Pembawa Matahari tersebut.

Ia menceritakan, awal cerita ketika itu Nabi Idris kulitnya terkena panasnya matahari. Lalu Nabi Idris berpikir bahwa tugas dari Malaikat Pembawa Matahari merupakan tugas yang berat.

Kemudian berkat kejadian tersebut Nabi Idris berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar beban matahari dan panasnya matahari dapat dikurangi agar Malaikat Pembawa Matahari tidak mengalami kesulitan.

Doa tersebut diijabah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, sehingga Malaikat Pembawa Matahari tidak mengalami kesulitan dalam mengangkat matahari.

Selanjutnya Malaikat Pembawa Matahari bertanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, “Ya Allah mengapa matahari ini menjadi ringan?” Lalu dijawab oleh Allah Ta'ala bahwa ada hamba-Nya yang bernama Idris berdoa kepada-Nya agar mengurangi beban matahari. Semenjak kejadian itu Malaikat Pembawa Matahari menemui Nabi Idris dan mereka berteman.

Nabi Idris berkata kepada malaikat itu, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu kepadaku, maka bicaralah kamu kepada Malaikat Maut agar sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah.”

Malaikat itu lalu membawa Nabi Idris di kedua sayapnya menuju langit keempat. Kemudian diketemukannya Nabi Idris dengan Malaikat Maut dan dicabutlah nyawa Nabi Idris di langit keempat.

Sebelumnya Malaikat Maut diperintah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mencabut nyawa Nabi Idris di langit keempat, tetapi tidak tahu caranya bagaimana mencabut nyawa di langit keempat. Sedangkan Nabi Idris berada di bumi. Lalu dengan perintah dan semua keajaiban Allah Subhanahu wa ta'ala, akhirnya Allah mengangkat Nabi Idris menuju langit keempat.

Dengan demikian makna dari Surah Maryam Ayat 57 terhadap Nabi Idris, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَرَفَعْنَٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا

Artinya: “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Maryam [19]: 57)

Hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya. Tetapi Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui jalur lain dari Ibnu Abbas bahwa ia pernah bertanya kepada Ka'ab, lalu disebutkan hal yang serupa dengan kisah di atas.

Hanya dalam riwayat ini disebutkan bahwa Nabi Idris berkata kepada malaikat yang terdekat dengannya, “Maukah engkau menanyakan hal itu kepada Malaikat Maut?”

Pertanyaan tersebut mengenai sisa dari ajalnya, dengan maksud Nabi Idris akan manambah amalnya. Kemudian dibawalah Nabi Idris ke langit keempat. Lalu akhirnya bertemu Malaikat Ajal.