Kisah Wabah di Masa Nabi Musa

Diceritakan dalam sebuah riwayat yang ditulis oleh Imam Ar-Razi dalam tafsirnya. Nabi Musa pernah mengalami sakit diperutnya. Beliau pun mengadu kepada Allah SWT. kemudian oleh Allah, Nabi Musa diperintahkan untuk mengambil sejenis daun di padang pasir. Kemudian Nabi Musa memakan daun tersebut dan atas izin Allah, Nabi Musa pun sembuh.

Lalu selang beberapa waktu, Nabi Musa kembali terkena penyakit yang sama. Beliau pun langsung memakan daun serupa. Namun bukannya sembuh, sakit perut yang dirasakan Nabi Musa justru bertambah parah.

Nabi Musa pun mengadu: ’’Ya Rabb, waktu kali pertama aku makan, aku langsung sembuh. Tapi, kali kedua tidak hanya nggak sembuh, tapi malah bertambah parah.” Allah menjawab: ’’Kali pertama kamu datang mengadu kepada-Ku memohon kesembuhan. Tapi, pada kali kedua kamu langsung saja mengunyahnya tanpa meminta petunjuk dan izin dari-Ku. Tidakkah kamu tahu bahwa dunia ini semuanya adalah racun dan penawarnya hanyalah dengan menyebut nama-Ku?”

Kisah Nabi Musa tersebut memberikan pelajaran bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus dengan izin Allah. Artinya sebelum melakukan sesuatu harus berdoa memohon petunjuk kepada Allah SWT.

Selain berusaha mencari obat dari setiap penyakit, tetapi harus diingat bahwa setiap kesembuhan selalu atas izin Allah. Maka berdoa dan bertawakkal adalah kunci setelah berusaha.

Kisah Wabah di Masa Umar bin Khattab

Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, pernah terjadi wabah yang bermula di daerah Awamas, sebuah kota barat Yerussalem, Palestina. Wabah ini menyebabkan kepanikan massal pada zamannya.

Saat itu Sayidina Umar yang sedang melakukan perjalanan, disarankan untuk berbalik. Kemudian sebagai pemimpin, Umar menanggapinya dengan membawa pasukannya kembali. Nabi Muhammad SAW yang pernah mengatakan: “ Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian-kalian di dalamnya, maka janganlah kalian lari keluar dari negeri itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan akhirnya wabah tersebut berhenti penyebarannya ketika dipimpin oleh Amr bin Ash. Salah seorang sahabat Nabi SAW. atas izin Allah, Amr mampu menyelamatkan Syam dari wabah tersebut. Amr bin Ash berkata: “ Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Maka hendaklah berlindung dari penyakit ini ke bukit-bukit!”

Seluruh warga pun mengikuti anjuran Amr dan akhirnya wabah tersebut pun mulai mereda.

Dari kisah Umar bin Khattab, dapat diambil hikmah bahwa seorang pemimpin harus berani mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan warganya. Selain itu, terus berusaha mencari jalan keluar serta selalu berdoa dengan mengharapkan izin Allah adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah.