Kisah Raja Yang Memburu Nabi Khidir

Malam telah larut. Seorang penguasa tiran di Turkistan sedang mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorang sufi. Suasana begitu hening, hanya sufi tersebut yang berbicara. Entah mengapa tiba-tiba penguasa itu bertanya tentang Nabi Khidir.

“Beritahu aku bagaimana bisa bertemu dengan Nabi Khidir,” ucap Raja.

“ Beliau datang kalau diperlukan. Maka tangkaplah jubahnya kalau beliau muncul, segala pengetahuan akan menjadi milik paduka,” jawab sufi tersebut.

Sang raja menjadi penasaran dan berkata,” Apakah itu boleh terjadi pada siapa pun?

“Siapa pun boleh,”jawab sufi itu.

Apa yang dikatakan sufi tersebut ternyata membuat hati raja gundah gulana. Ia berfikir terus bagaimana bisa bertemu dengan Nabi Khidir. Hingga akhirnya sang raja itu membuat sebuah sayembara yang isinya siapa yang bisa menghadirkan Khidir akan kujadikan orang kaya.

Pengumuman itu sontak menyebar kemana-mana. Disebuah dusun ada seorang lelaki miskin dan buta. Namanya Bakhtiar. Mendengar pengumuman itu ia kemudian memutar otaknya.Sejenak kemudian ia berkata kepada istrinya,” Wahai istriku aku punya rencana. Kita akan segera menjadi kaya, Namun beberapa lama kemudian aku harus mati. Tapi itu tak mengapa, karena hadiah itu bisa menghidupimu selamanya.”

Setelah berfikir masak-masak, Bakhtiar menghadap Raja. Ia dengan lantang mengatakan bisa mencari nabi Khidir dalam waktu empat puluh hari. Namun ada syaratnya yaitu Raja harus memberinya seribu keping emas. Syarat itupun diterima oleh raja bakan berkata,”Kalau kau menemukan Khidir, maka kau akan mendapat sepuluh kali seribu keping emas. Kalau gagal, kau akan mati, dipancung.” Bakhtiarpun menerima syarat tersebut dan pulang menemui istrinya.

Hari berganti, sampailah waktu yang ditentukan sang Raja. Maka di hari ke 40 Bakhtiar menghadap raja dan berkata,” Yang Mulia, kerakusanmu telah menyebabkan kau berfikir bahwa uang akan dapat mendatangkan Khidir. Tetapi Khidir, kata orang tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan.” Mendengar hal tersebut Sang Raja menjadi murka. “Orang celaka, kau telah mengorbankan nyawamu.Siapa berani melawan keinginan seorang raja?” katanya

Mendengar hal itu Bakhtiar berkata, “ Menurut dongeng, semua orang boleh bertemu Khidir, tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. Mereka bilang, Khidir akan menemui orang selama ia boleh memanfaatkan saat kunjungannya itu. Itulah hal yang kita tidak bisa mengetahuinya.”

“Cukup, Alasan itu tidak akan memperpanjang hidupmu. Hanya tinggal meminta para menteri yang berkumpul di sini agar memberikan nasihatnya tentang cara yang terbaik untuk menghukummu.” ujar Sang Raja Setelah itu raja berkosultasi dengan para menterinya.. Menteri Pertama menjawab mengusulkan agar Bakhtiar dipanggang hidup-hidup sebagai peringatan.Kemudian Menteri Kedua, mengusulkan agar dicincang tubuhnya. Sedangkan Menteri Ketiga mengatakan dipenuhi kebutuhan hidup Bakhtiar agar ia tidak menipu lagi..

Suasana berubah menjadi menegangkan. Namun tiba tiba muncul orang tua memasuki ruang tersebut. Ia berkata, “Setiap orang mengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyi di dalam dirinya.

”Apa maksudmu,”tanya Raja.

“Menteri pertama dulu adalah seorang pemanggang roti, maka ia menyarankan hukuman panggang. Menteri kedua adalah seorang penjagal hewan, maka ia meminta mencincang dan. Sedangkan menerti ketiga dulu adalah seorang berilmu. Ia berusaha mencari dan melihat akar sumber masalah dari semua ini.”

Kemudian sufi itu bersuara lantang. “Catat dua hal! Pertama, Khidir muncul dan menemui hanya pada seseorang yang bisa mengambil manfaat dari pertemuan tersebut. Kedua, orang ini, sebagai bukti pengorbanannya, karena keterpaksaan dan rasa putus asa, melakukan apa yang ia anggap harus dilakukan. Situasi genting ini membuat saya sudah sepantasnya muncul di hadapan kalian.”

Ternyata Nabi Khidir datang dalam bentuk Seorang sufi. Semua yang hadir melongo. Semua mata tertuju pada sufi, namun tiba-tiba ua menghilang. Raja menjadi lemas melihat apa yang dialaminya. Raja sangat menyesal karena tidak sempat memanfaatkan dengan baik akan kehadiran orang tua itu, karena yang tak lain adalah Nabi Khidir as yang selama ini ingin ditemuinya.

Sesuai dengan yang diperintahkan Nabi Khidhir as, raja akhirnya memberikan belanja teratur kepada Bakhtiar. Menteri pertama dan kedua dipecat sedangkan menteri ketiga tetap dijadikan menterinya. Seribu keping emas pun dikembalikan oleh Bakhtiar kepada rajanya sebagai kas kerajaan.Raja kemudian memberikan belanja teratur kepada Bakhtiar. Menteri Pertama dan Kedua dipecat.

Dalam sebuah catatan Bakhtiar adalah seorang sufi yang hidupnya sederhana di Khurasan. Ia sama sekali tidak dikenal sampai peristiwa ini terjadi.