Kisah Suara Khalifah

Teriakan kematian terdengar memekakan telinga. Bau anyir darah tercium begitu terasa. Mayat-mayat saling bertindihan di atas tanah Persia. Pekikan takbir menggema di seantero medan perang, membangkitkan jiwa untuk menyambut kesyahidan atau kemenangan.

Pasukan muslimin terus menyerang pasukan Persia dengan ganas. Jumlah kekuatan yang tidak seimbang tidak menyurutkan nyali mereka. Namun gerakan tentara Persia yang begitu hebat ternyata mampu mengimbangi setiap serangan pasukan muslimin. Dengan kekuatan yang hebat, tentara Persia menyerang kaum Muslimin dengan membabi buta. Tentara Persia terus mendesak tentara Muslim hingga kaum muslimin terdesak masuk ke dalam telaga yang telah mengering.

Sariyah bin Zunaim, sang komandan pasukan kehabisan akal untuk menghalau setiap gebrakan tentara Persia. Tentaranya telah terdesak, tidak mampu bergerak dengan leluasa. Dia memandang dengan nanar kematian setiap pasukannya.

Sementara waktu telah beranjak siang. Tentara Persia sama sekali tidak mengendurkan serangan. Satu persatu tubuh kaum muslimin berjatuhan.

***

Langit kota Madinah begitu cerah. Tak satu pun awan yang nampak menghiasi langit kota Nabi itu.

Samar-samar Azan Shalat Jum’at terdengar. Membuat para penduduk Madinah yang semenjak tadi telah berkumpul memadati Masjid Nabawi bergetar hatinya.

Setelah Azan usai, dari arah depan Khalifah Umar berdiri dan berjalan menuju mimbar Nabi.

Tidak berselang lama, Khalifah Umar segera memulai khutbah Jum’atnya. Seperti biasa, dengan suara tegas Khalifah Umar memberi wasiat kepada seluruh Kaum muslimin agar meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Tiba-tiba Khalifah Umar terkesiap. Dengan suara keras Khalifah Umar berteriak, “Wahai Sariyah bin Zunaim, naiklah ke gunung! Wahai Sariyah bin Zunaim, naiklah ke gunung! Sungguh zhalim seseorang yang menggembalakan kambing pada serigala.”

Setelah berteriak, Khalifah Umar langsung meneruskan khutbah jum’atnya hingga selesai.

Para sahabat terkejut mendengar teriakan aneh Khalifah Umar. Mereka tidak habis pikir, bagaimana mungkin Sariyah bin Zunaim yang berada di Irak bisa mendengar teriakan itu?

***

Di waktu yang sama, Sariyah masih berusaha menghalau serangan tentara Persia yang terus mendesak. Tentara muslimin tetap bertahan dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki.

Tiba-tiba Sariyah dikejutkan oleh teriakan seseorang. Suara itu amat dia kenal. Ya, itu adalah suara Khalifah Umar.

“Wahai Sariyah bin Zunaim, gunung! Wahai Sariyah bin Zunaim, gunung! Sungguh zhalim seseorang yang menggembalakan kambing pada serigala.” .

Sariyah segera memerintahkan seluruh pasukannya untuk naik ke atas gunung. Dengan kekuatan, yang tersisa tentara muslimin Berusaha naik ke atas gunung.

Ternyata dari atas gunung itu kaum muslimin dapat dengan mudah menyerang balik tentara Persia.

Tidak berselang lama, Allah memberikan kemenangan besar kepada kaum muslimin. Tentara Persia dapat dikalahkan dengan mudah.

Setelah itu, Sariyah segera berangkat ke Madinah untuk memberi kabar gembira kepada Khalifah Umar tentang kemenangan pasukannya.

Beberapa hari kemudian, dia telah sampai di Madinah. Dia segera pergi menjumpai Khalifah Umar dan menyampaikan berita gembira itu,

Dengan penuh semangat Sariyah memulai ceritanya, “Sesungguhnya Allah telah memberi kemenangan kepada kami saat hari jum’at waktu sekian. Pada saat peperangan aku mendengar suara “Wahai Sariyah bin Zunaim, gunung! Wahai Sariyah bin Zunaim, gunung! Sungguh zhalim seseorang yang menggembalakan kambing pada serigala.”

Aku segera menyuruh para sahabatku Untuk naik ke atas gunung. Sebelumnya kami berada di dalam telaga dan kami tengah terkepung musuh.Tak berselang lama akhirnya Allah menganugerahkan kemenangan kepada kami.”

Beberapa sahabat yang kemarin sempat bingung masalah teriakan Khalifah Umar saat khutbah jum’at akhirnya paham alasan Khalifah Umar berteriak seperti itu. Mereka takjub akan ketajaman hati Khalifah Umar.