Kisah Teladan Nabi Yusuf yang Memiliki Sifat Pemaaf
Nabi Yusuf merupakan putra ketujuh dari Nabi Yaqub. Di antara 12 anak Nabi Yaqub, Yusuf dan Benyamin-lah yang amat disayang. Nabi Yusuf juga memiliki wajah yang sangat tampan. Hal ini menimbulkan iri hati untuk saudara-saudaranya yang lain.
Pada suatu malam Nabi Yusuf bermimpi melihat 11 bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya. Keesokan paginya Nabi Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya.
“Sebelas bintang itu adalah saudara-saudaramu, bulan adalah ibumu, dan matahari adalah ayahmu. Semua orang akan menghormatimu. Kelak kau akan menjadi orang besar, maka jangan kau beri tahu mimpi ini kepada saudaramu, kelak nanti mereka kan mencelakakanmu,” kata Nabi Yaqub, sebagaimana dikisahkan Ustadz Abdul Somad , dikutip dari akun Youtube Tafaqquh Video , Rabu (22/7/2020).
Namun ternyata salah satu saudaranya mendengar obrolan Nabi Yaqub dan Yusuf. Sejak saat itu mereka makin membenci Nabi Yusuf dan selalu mencari cara mencelakakannya.
Ketika itu mereka berkumpul merencanakan rencana jahatnya untuk membunuh Nabi Yusuf. Salah satu saudaranya pun mengusulkan agar menceburkan Nabi Yusuf ke sebuah sumur.
Keesokan harinya mereka meminta izin kepada ayahnya untuk mengajak Nabi Yusuf berburu hewan. Tanpa berpikir panjang ternyata mereka langsung menceburkan Nabi Yusuf ke dalam sumur dan memberi tahu kepada ayahnya bahwa Nabi Yusuf dimakan serigala.
Kemudian Nabi Yusuf ditemukan oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya ke Mesir. Orang yang membeli Nabi Yusuf adalah Qithfir, raja Mesir yang bergelar Al Aziz.
Nabi Yusuf tumbuh menjadi seorang yang cerdas dan berilmu. Allah Subhanahu wa ta'ala juga memberikan Nabi Yusuf keahlian untuk menafsirkan mimpi.
Keberhasilan Nabi Yusuf mengartikan mimpi itu membuat Raja Mesir menginginkan Nabi Yusuf menjadi salah satu orang terdekatnya. Akhirnya Nabi Yusuf diangkat sebagai menteri ekonomi, seseorang yang berkedudukan tinggi di Mesir.
Suatu waktu saudara-saudara Nabi Yusuf, kecuali Nabi Benyamin, datang meminta persediaan makanan ke Mesir. Nabi Yusuf langsung mengenali saudara-saudaranya itu dan memperlakukan mereka dengan sangat hormat, sekaligus meminta kembali lagi bersama Nabi Benyamin.
Ketika mereka kembali lagi dengan membawa Nabi Benyamin, kemudian Nabi Yusuf memberi tahu kepada Nabi Benyamin bahwa Nabi Yusuf ini adalah saudaranya yang telah dibuang, di mana kala itu nabi Benyamin masih kecil. Lalu nabi Yusuf meminta saudaranya untuk membawa bajunya dan mengusapkannya pada wajah ayahnya.
Saat sesampainya di rumah, Nabi Yaqub dapat mencium bau Nabi Yusuf dari kejauhan. Anak-anaknya mengusap baju Nabi Yusuf kepada ayahnya yang sudah menua dengan penglihatan yang mulai kabur. Pakaian itu membuat Nabi Yaqub bisa melihat kembali dengan jelas.
Nabi Yaqub dan keluarganya pindah ke Mesir sesuai permintaan Nabi Yusuf. Lengkaplah kebahagian Nabi Yusuf untuk kembali lagi bersama keluarganya.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala sebutkan dalam firman-Nya:
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS Al A’raf: 176)
“Banyak sekali keutamaan akhlak Nabi Yusuf yang bisa dijadikan teladan. Orang yang ikhlas saking ikhlasnya dia, keikhlasannya dia itu pun tidak merasa dari diri dia, dan dia hanya berkata Laa hawla wa laa quwwata illa billah,” kata Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya.
Kisah Nabi Yusuf ini mengajarkan kepada kita untuk selalu ikhlas dan sabar dalam menghadapi cobaan serta jauhkan diri dari sifat pendendam.
Seperti telah terjadi pada Nabi Yusuf, meski dibenci oleh saudaranya dan diceburkan ke sebuah sumur, tidak membuat Nabi Yusuf dendam dan benci. Bahkan, Nabi Yusuf meminta agar dosa mereka diampuni oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam.