Kisah Umar bin Abdul Aziz Ditegur oleh Bibinya

Pernah terjadi khalifah Umar bin Abdul Aziz (W. 101 H) ditegur oleh bibinya sendiri. Bibinya ingin protes pada keponakannya yang tidak seperti para pendahulunya dalam memberikan tunjangan kepadanya. Sang bibi masuk menemui Umar bin Abdul Aziz diruanganya. Ternyata, Umar sedang makan malam dengan beberapa potong roti, garam, dan minyak. Kemudian sang bibi berkata, “wahai Amirul Mukminin, sebenarnya saya datang ke sini karena ingin meminta suatu kebutuhan. Namun, saat melihatmu, saya merasa harus memenuhi kebutuhanmu dahulu sebelum kebutuhanku.”

Umar bertanya, “kebutuhan apa itu, wahai Bibi?”

Sang Bibi menjawab, “bagaimana jika saya mengambilkan makanan untukmu yang lebih lezat dari yang kamu makan itu?”

Umar menjawab, “wahai Bibi, seandainya saya punya makanan yang lebih lezat dari ini, tentu saya sudah memakannya.”

Bibinya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, dulu saat pamanmu, Abdul Malik, menjabat sebagai khalifah, ia memberiku ini dan itu. Kemudian pada saat jabatan khalifah dipegang saudaramu, al-Walid, ia menambahkan lagi dari apa yang sebelumnya telah diberikan kepadaku. Namun, saat engkau menjabat sebagai khalifah, engkau menghentikan tunjangan itu kepadaku.”

Umar berkata, “Wahai Bibi, dahulu paman begitu juga Abdul Malik, dan kedua saudaraku, al-Walid dan Sulaiman memberikan tunjangan kepadamu dengan mengambil dari harta kaum Muslimin. Harta itu bukan bukanlah milik saya, sehingga saya tidak berani memberikannya kepadamu. Akan tetapi, jika engkau mau, saya akan memberikan tunjangan kepadamu dengan mengambil dari hartaku sendiri.”

Sang Bibi bertanya, “Seberapa banyak itu, wahai Amirul Mukminin?” Umar menjawab, “Dua ratus dinar, apakah Bibi mau menerimanya?” Bibinya berkata, “Hanya segitu, bagaimana bisa mencukupi kebutuhanku?” Umar menjawab, “Wahai Bibi, hanya itu yang aku punya.” Mendengar jawaban Umar, bibinya pun keluar dari tempat Umar.

Maslamah bin Abdul Malik (W. 121 H), putra Abdul Malik bin Marwan bercerita tentang sepupunya, Umar bin Abdul Aziz. “Saya menemui Umar dan kulihat bajunya kotor, lalu kupanggil istrinya dan saya meminta untuk mencucikan bajunya.”

Istri Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Sudah kami lakukan.”

Pada waktu yang lain, Maslamah bin Abdul Malik kembali menemui Umar sedangkan bajunya seperti sedia kala. Kemudian saya sampaikan lagi kepada istrinya. Istrinya menjawab, “Demi Allah, ia tidak mempunyai selain baju yang ia pakai itu.” Istrinya sampai mengatakan, “Engkau ini Amirul Mukminin tapi kamu sendiri tidak mampu terhadap satu dirham saja?” Umar berkata, “Ini lebih muda bagiku dari pada menghadapi panasnya neraka jahanam.’’ (Lihat: Sahirul Layali Fi Riyadlil Jannah, Hal: 297).

Begitulah seorang Umar Ibn Abdul Aziz bukan hanya sebagai seorang khilafah tapi beliau juga dikenal sebagai seorang Ulama dan Waliyyullah yang sederhana dan wara’.

Semoga kelak Allah mengumpulkan kita dengan orang-orang shaleh. Aamien Allahumma Aamien.